Pendahuluan
Perkembangan dalam dunia televisi yang semakin pesat kini tak hanya menjadi teman dikala senggang. Televisi telah dianggap sebagai bagian dari hidup masyarakat, bahkan dapat juga membentuk pribadi pemirsanya. Siaran berita kriminal di televisi yang tidak pernah absen setiap harinya dalam menyuguhkan berita-berita kriminal yang akurat hanya memberikan rasa cemas dan takut, lebih dari itu dapat juga memberikan pola imitasi bagi pemirsanya untuk meniru suatu tindak kejahatan yang ditayangkan di televisi. Namun berita kriminal yang semestinya adalah berita yang mampu memberikan informasi kepada pemirsanya agar tidak terjadi kembali kejahatan yang sama seperti yang ditayangkan di siaran berita kriminal malah menjadi berita yang mampu memberikan dorongan agresif kepada masyarakat untuk lebih cenderung berbuat kriminal dalam menyikapi masalah.
Kini berita kriminal di televisi menyuguhkan berita dengan pandangan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Masyarakat memberikat citra tersendiri terhadap apa-apa saja yang telah diberitakan, menjadi takut dan cemas kalau-kalau dalam di setiap waktu dan tempat ada bahaya yang selalu mengancamnya. Karena memang dulu berita kriminal hanya dibacakan, tapi kini ditayangkan dengan menyertai reka adegan, kondisi fisik korban, serta cara penangkapan yang kerap kali diwarnai oleh pemukulan dan tembak-tembakan. Akan menjadi sangat berbahaya apabila hal ini dinikmati oleh anak di bawah umur, karena anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton televisi dibanding belajar di sekolah. Menurut penelitian, anak-anak yang menonton tayangan kekerasan akan menjadi lebih agresif dibanding anak yang hanya menonton film kartun tanpa kekerasan. Film kartun pun tak lepas dari tayangan kekerasan, seperti Tom and Jerry. Tayangan untuk anak-anak selayaknya tak hanya memberikan hiburan namun juga harus mendidik, untuk membentuk mental yang kuat pada anak sejak dini agar tidak mudah terpengaruh oleh tayangan yang berbau kriminal.
Siaran berita kriminal hanya bertujuan mengejar rating untuk meraup pengiklan sehingga kurang memperhitungkan kode etik penyiaran dalam beritanya. Masih saja ada stasiun televisi yang menayangkan secara vulgar adegan kejahatan tanpa mengkhawatirkan penontonnya meniru adegan tersebut. Kurang menghormati asas praduga tak bersalah dengan menampilkan wajah pelaku atau tersangka yang belum tentu bersalah karena belum divonis dalam sidang. Penayangan berita kriminal haruslah berdasarkan pada berita yang mendidik serta menyaring berita agar tidak terjadi aksi kejahatan baru. Kerja KPI dirasa kurang maksimal, KPI harus mengalah dengan bisnis pertelevisian yang kapitalistik. Oleh karenanya, peran keluarga atau orang-orang terdekat sangatlah penting untuk memberikan arahan agar berita kriminal tidak ditiru oleh masyarakat.
tulisan ini bertujuan untuk meneliti masalah-masalah mengenai:
1. tujuan penyiaran berita kriminal
2. kriteria berita kriminal yang sesuai prosedur penyiaran
3. landasan hukum penyiaran berita kriminal
4. pelanggaran dalam penyiaran berita kriminal
5. pengaruh berita kriminal terhadap pola komunikasi masyarakat
6. pemanfaatan berita kriminal oleh masyarakat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar