Kenaikan harga BBM adalah kebijakan pada masa SBY yang sangat fenomenal sampai saat ini. Penyebab utama kenaikan harga BBM di Indonesia adalah menipisnya ketersediaan sumber minyak di Indonesia sehingga Indonesia perlu menghemat dan mengimpor minyak. Harga minyak dunia mengalami peningkatan, sehingga pemerintah mengalami kesulitan apabila BBM tetap disubsidi. Pemerintah mengambil kebijakan untuk menaikkan harga BBM di Indonesia, meskipun demikian harga BBM saat ini yang dikatakan sebagai “BBM non-subsudi” masih lebih murah dibandingkan dengan subsidi yang dikeluarkan pemerintah pada “BBM non-subsidi” ini. Karena harga BBM yang sebenarnya masih sangat jauh diatas harga BBM yang beredar sekarang
Kenaikan harga BBM juga terjadi di berbagai negara. Ada juga negara yang tidak mensubsidi harga BBMnya. Seperti yang terjadi di negara Amerika, harga BBM mencapai 5 US$ perliternya. Masyarakatnya menyambut dengan baik kebijakan pemerintah tersebut karena dianggap masih sebanding dengan penghasilan yang mereka terima. Penghasilan mereka masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan meskipun harga BBM dinaikkan.
Yang terjadi di Indonesia malah sebaliknya, masyarakat Indonesia banyak yang kurang menyetujui kebijakan pemerintah yang sebenarnya baik tersebut. Yang terjadi di masyarakat malah tidak sesuai dengan yang disuarakan rakyat. Mahasiswa, buruh, tukang becak, supir angkot, dan yang lainnya berbondong-bondong demo mengecam kebijakan pemerintah namun masih banyak masyarakat yang menggunakan BBM tidak secara bijak. Apabila masyarakat sadar akan kenaikan BBM yang dikarenakan langkanya sumber minyak, maka penggunaan kendaraan pribadi akan diminimalisir. Kemacetan lalu lintas seperti yang biasanya terjadi di ibukota akan berkurang atau bahkan lalu lintas di Jakarta dapat bernafas lega. Seperti yang terjadi di Amerika, disana mereka yang memiliki mobil mewah pun masih menggunakan angkutan umum untuk menempuh jarak yang jauh. Mobil mereka diparkir di suatu tempat untuk kemudian menggunakan angkutan umum. Suatu kebiasaan baik yang patut dicontoh.
Demo-demo yang marak disuarakan oleh rakyat kecil akhir-akhir ini sebenarnya bukan dikarenakan kenaikan harga BBM, karena mereka yang dikatakan rakyat kecil sesungguhnya tidak memiliki kendaraan bermotor pribadi, apabila BBM dinaikkanpun juga tidak berpengaruh terhadap mereka. Yang mereka takutkan adalah kenaikan harga kebutuhan pokok sehari-hari sebagai dampak langsung dari naiknya harga BBM. BBM yang disubsidi hanya makin mensejahterakan mereka yang mampu terutama orang kaya yang hidupnya jauh diatas batas untuk dibantu. Kondisi seperti itu sangatlah memprihatinkan negri ini.
Sebagai gantinya, BLT dijadikan subsidi bagi rakyat miskin. Namun kebijakan ini saya rasa kurang tepat sasaran karena apabila BLT yang diterima rakyat perbulannya dibandingkan dengan subsidi pada BBM “non-subsidi” ini perbulannya tidaklah sebanding. Masyarakat mampu masih terbantu. Secara pribadi, saya amat sangat mendukung sekali terhadap kebijakan ekonomi pemerintah dalam menaikkan harga BBM, malahan saya rasa harga BBM perlu dinaikkan lagi sampai ke angka terbesar agar subsidi pemerintah tepat sasaran, karena penggunaan BBM hanyalah kebutuhan bagi masyarakat mampu.
Sebagai solusinya, subsidi pemerintah harus dialihkan ke sektor yang dapat lebih membantu rakyat kecil. Pemberian subsidi pada barang kebutuhan pokok, juga pada upah tenaga kerja. APBD yang dikeluarkan tidak perlu mengalami perubahan, karena upah yang diterima pegawai negri dirasa cukup memadai, berbeda dengan pegawai swasta. Ini juga menjadi sektor yang harus dikembangkan pemerintah, yaitu pensejahteraan rakyat melalui swastanisasi. Beberapa perusahaan milik negara dijual sahamnya untuk dijadikan milik swasta, negara ikut membantu dalam membuat perusahaan swasta dengan cara meminjamkan modal dan mencari investor. Tujuannya tidak lain adalah untuk menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya untuk rakyat sehingga peredaran uang semakin lancar dan semua orang dapat menikmatinya.
SBY telah berusaha memajukan pertanian Indonesia. Dengan penemuan baru dalam pengelolaan pertanian seperti nutrisi saputra, membuat teknologi tepat guna untuk pertanian, memberikan kredit tanpa jaminan melalui bank negara yang kesemuanya tentu saja bertujuan untuk makin mensejahterakan petani Indonesia. Pendidikan juga menjadi suatu kebutuhan yang wajib digalakkan. Masalah kemiskinan di Indonesia paling banyak terjadi karena pendidikan yang rendah. Subsidi pendidikan dirasa sebagai salah satu usaha dalam memberantas keterbelakangan dan kemiskinan yang melanda Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar