Rabu, 31 Maret 2010

MAHZAB PEMIKIRAN DALAM MANAJEMEN

Manajemen memiliki arti mengatur dan mengelola, dengan fungsi-fungsi utamanya seperti commanding, evaluating, directing, controlling. Semua kemampuan tersebut harus dimiliki oleh seorang manajemen dalam memimpin perusahaan. Terdapat 3 tipe pemikiran manajemen yang perlu untuk diketahui sebagai bekal dalam membangun dan memenej perusahaan.
Pertama Mahzab pemikiran klasik (classical school of management). Apa yang disebut pemikiran klasik, adalah suatu pemikiran yang pada saat itu terjadi revolusi Industri (1800-1920) tentang bagaimana mengelola perusahaan/industri dengan baik. Masa transisi dari masyarakat agraris menuju masyarakt industri. Dari sinilah awal munculnya pemikiran tentang ilmu manajemen dan berkembang hingga saat ini. Yang menjadi isu utama adalah peningkatan produktifitas dan efisiensi baik pekerja maupun alat-alat produksi. Pemikiran ini pun dibagi lagi menjadi 3 sub pemikiran, yaitu Scientific management, Administrative management, dan Bureacratic management.

Scientific management, adalah suatu pemikiran dalam mencari cara yang efisien untuk produktifitas karyawan. Tokohnya adalah Frederick W Taylor, yang dikenal sebagai bapak manajemen dunia. Dalam pemikiran ini, karyawan dipandang secara mekanistik, tak beda dengan mesin penghasil produk. Penerapan perlakuan bertujuan untuk meningkatkan produksi, koordinasi tugas-tugas dilakukan dengan cara yang efektif, penyeleksian posisi karyawan sesuai bidangnya masing-masing, untuk memotivasi pekerja diberikan insentif dan upah yang berbeda sesuai produktifitas masing-masing.

Administrative management, tokohnya adalah Henry Fayol. Terjadi pengembangan fungsi-fungsi manajement seperti planning, controlling, evaluating dan sebagainya untuk meningkatkan produktifitas. Manajemen dilihat sebagai proses yang terjadi di dalam suau perusahaan,. Seperti komunikasi antara atasan dengan bawahan, memperhatikan jalur-jalur komunikasi yang mungkin dialkukan.

Bureaucratic management, dengan tokohnya Max Weber. Menekankan pada struktur organisasi, terdapat pembagian divisi karyawan berdasarkan pada kualifikasi teknis, sehingga terdapat sistem senioritas, kewenangan tersental pada satu orang yang menjadikan pengendalian dan disiplin kerja yang kuat.

Mahzab pemikiran human relations, menjunjung tinggi asas-asas kemanusiaan. Human relation school of management muncul untuk menentang pemikiran bahwa motivasi dalam produktifitas kerja karyawan berasal dari faktor ekonomi, melainkan ada hubungan yang baik antara karyawan dan manajer dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Manusia dipandang sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dan berhubungan. Yang menjadi konsentrasi adalah pemahaman terhadap perilaku individu. Terdapat 5 tokoh dalam pemikiran ini, yang masing-masing memiliki cakupan bagian pemikiran ini.

Hawthrone experiments oleh Elton Mayo. Bermula dari experiment dampak penerangan lampu terhadap produktivitas kerja yang dilakukan di pabrik General Electric di Illinois. Dari eksperimen tersebut didapat kesimpulan bahwa faktor psikologis/manusiawi dalam pekerjaan karyawan sangat mempengaruhi produktifitas karyawan daripada aspek fisiologis. Faktor psikologis meliputi perhatian dan interaksi, karyawan merasa memiliki keterikatan dengan perusahaan.

The hierarchy of needs, dengan tokohnya Abraham Maslow. Kebutuhan hidup karyawan digambarkan bagai 5 tingkatan pyramid.

Manajer bisa mengidentifikasi kebutuhan karyawannya tergolong dalam tahap yang mana, dan digunakan untuk memotivasi karyawannya, kebutuhan apa yang memotivasi mereka untuk bekerja.

Hygiene and motivator, oleh Frederick Herzberg. Dengan melakukan wawancara yang mendalam pada karyawan untuk menentukan variable-variabel yang membuat karyawan puas. Pengelompokan variable-variabel tersebut kedalam “Hygiene” dan “Motivators”. Hygiene adalah lingkungan kerja karyawan, seperti kondisi fisik dan teknis, kebijakan dan prosedur perusahaan, gaji, dan pekerjaan itu sendiri.

Theory X dan theory Y oleh Douglas McGregor. Manajer yang berpandangan bahwa karya pada prinsipnya merupakan pribadi yang malas dan tidak termotivasi adalah theory X, berupa control, ancaman dan paksaaan memotivasi karyawan. Dan manajer yang perpandangan bahwa manajer tidak bisa mengontrol karyawan selain karyawan mengontrol dirinya sendiri adalah teori Y. Teori Y, manajer tidak mendasarkan pada control dan rasa takut karyawan, tetapi mengintegrasikan kebutuhan karyawan ke dalam organisasi serta menyelaraskan bakat-bakat individu pada posisi yang tepat di dalam organisasi.

Theory Z, tokohnya William Ouchi. Menggabungkan theory X dengan theory Y, yaitu budaya manajemen Amerika yang rasional digabungkan dengan budaya manajemen Jepang yang berbasis karyawan. Jadi dapat dikatakan bahwa theory Z sebagai hubungan secara interpersonal antara karyawan dan manajer.

Mahzab pemikiran kotemporer, lahir pada tahun 1960-an dengan memperluas pemikiran-pemikiran klasik dan human relations yang berkembang hingga saat ini. Pemikiran yang ada antara lain Management Effectivness, Leadersship, Theory System, Total Quality Management, dan Strategic Management.

Management Effectivness, menggunakan efektifitas sebagai pondasi dasar bagi kesuksesan organisasi melebihi persoalan efisiensi organisasi. Manajemen mengidentifikasi tujuan-tujuan tiap inividu dan berbagi tujuan dan harapan organisasi dengan setiap unit karyawan. Aspek pentingnya adalah, adanya kesepakatan antara karyawan dnegan manajer mengenai performansi pekerjaan pada tiap periode waktu.

Leadership, ketergantungan antara manajemen dengan kepemimpinan. Kepemimpinan secara managerial sering kali diartikan sebagai proses yang berpengaruh pada aktivitas individu dalam usaha mencapai tujuan dalam situasi yang ada.keyakinan bahwa kebanyak organisasi sukses karena memiliki kepemimpinan yang kuat dan efektif.

Theory Sistem, melihat manajemen secara keseluruhan dan juga lingkungan tempat organisasi menjalankan kegiatannya. Mempelajari lingkungan eksternal yang kiranya dapat mempengaruhi organisasi dalam hal input-produksi-output perusahaan.

Total Quality Management, theory ini pernah menjadi sangat popular di AS pada akhir 1970 dan awal 1980, pada saat itu terjadi penurunan kualitas bisnis dan industri di AS. Theory ini menekankan pada kendali mutu secara modern untuk mencapai kualitas organisasi dalam memproduksi dan melayani konsumen.

Strategic Management, dengan tokohnya Michael Porter. Pengembangan instrument dan teknik dalam menganalisis industri dan kompetitor perusahaan, serta pengembangan strategi yang tepat untuk mendapatkan keuntungan kompetitif.

Tidak ada komentar: