Rabu, 31 Maret 2010

iklan blackberry dan dramatisasi headline iklan close up

yang baru-yang baru..iklan buatan sendiri dijamin memuaskan
iklan close up dengan teknik dramatisasi headline


yang ini iklan blackberry buatan sendiri yang dibantu juga sama pacar saya, haha


MAHZAB PEMIKIRAN DALAM MANAJEMEN

Manajemen memiliki arti mengatur dan mengelola, dengan fungsi-fungsi utamanya seperti commanding, evaluating, directing, controlling. Semua kemampuan tersebut harus dimiliki oleh seorang manajemen dalam memimpin perusahaan. Terdapat 3 tipe pemikiran manajemen yang perlu untuk diketahui sebagai bekal dalam membangun dan memenej perusahaan.
Pertama Mahzab pemikiran klasik (classical school of management). Apa yang disebut pemikiran klasik, adalah suatu pemikiran yang pada saat itu terjadi revolusi Industri (1800-1920) tentang bagaimana mengelola perusahaan/industri dengan baik. Masa transisi dari masyarakat agraris menuju masyarakt industri. Dari sinilah awal munculnya pemikiran tentang ilmu manajemen dan berkembang hingga saat ini. Yang menjadi isu utama adalah peningkatan produktifitas dan efisiensi baik pekerja maupun alat-alat produksi. Pemikiran ini pun dibagi lagi menjadi 3 sub pemikiran, yaitu Scientific management, Administrative management, dan Bureacratic management.

Scientific management, adalah suatu pemikiran dalam mencari cara yang efisien untuk produktifitas karyawan. Tokohnya adalah Frederick W Taylor, yang dikenal sebagai bapak manajemen dunia. Dalam pemikiran ini, karyawan dipandang secara mekanistik, tak beda dengan mesin penghasil produk. Penerapan perlakuan bertujuan untuk meningkatkan produksi, koordinasi tugas-tugas dilakukan dengan cara yang efektif, penyeleksian posisi karyawan sesuai bidangnya masing-masing, untuk memotivasi pekerja diberikan insentif dan upah yang berbeda sesuai produktifitas masing-masing.

Administrative management, tokohnya adalah Henry Fayol. Terjadi pengembangan fungsi-fungsi manajement seperti planning, controlling, evaluating dan sebagainya untuk meningkatkan produktifitas. Manajemen dilihat sebagai proses yang terjadi di dalam suau perusahaan,. Seperti komunikasi antara atasan dengan bawahan, memperhatikan jalur-jalur komunikasi yang mungkin dialkukan.

Bureaucratic management, dengan tokohnya Max Weber. Menekankan pada struktur organisasi, terdapat pembagian divisi karyawan berdasarkan pada kualifikasi teknis, sehingga terdapat sistem senioritas, kewenangan tersental pada satu orang yang menjadikan pengendalian dan disiplin kerja yang kuat.

Mahzab pemikiran human relations, menjunjung tinggi asas-asas kemanusiaan. Human relation school of management muncul untuk menentang pemikiran bahwa motivasi dalam produktifitas kerja karyawan berasal dari faktor ekonomi, melainkan ada hubungan yang baik antara karyawan dan manajer dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Manusia dipandang sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dan berhubungan. Yang menjadi konsentrasi adalah pemahaman terhadap perilaku individu. Terdapat 5 tokoh dalam pemikiran ini, yang masing-masing memiliki cakupan bagian pemikiran ini.

Hawthrone experiments oleh Elton Mayo. Bermula dari experiment dampak penerangan lampu terhadap produktivitas kerja yang dilakukan di pabrik General Electric di Illinois. Dari eksperimen tersebut didapat kesimpulan bahwa faktor psikologis/manusiawi dalam pekerjaan karyawan sangat mempengaruhi produktifitas karyawan daripada aspek fisiologis. Faktor psikologis meliputi perhatian dan interaksi, karyawan merasa memiliki keterikatan dengan perusahaan.

The hierarchy of needs, dengan tokohnya Abraham Maslow. Kebutuhan hidup karyawan digambarkan bagai 5 tingkatan pyramid.

Manajer bisa mengidentifikasi kebutuhan karyawannya tergolong dalam tahap yang mana, dan digunakan untuk memotivasi karyawannya, kebutuhan apa yang memotivasi mereka untuk bekerja.

Hygiene and motivator, oleh Frederick Herzberg. Dengan melakukan wawancara yang mendalam pada karyawan untuk menentukan variable-variabel yang membuat karyawan puas. Pengelompokan variable-variabel tersebut kedalam “Hygiene” dan “Motivators”. Hygiene adalah lingkungan kerja karyawan, seperti kondisi fisik dan teknis, kebijakan dan prosedur perusahaan, gaji, dan pekerjaan itu sendiri.

Theory X dan theory Y oleh Douglas McGregor. Manajer yang berpandangan bahwa karya pada prinsipnya merupakan pribadi yang malas dan tidak termotivasi adalah theory X, berupa control, ancaman dan paksaaan memotivasi karyawan. Dan manajer yang perpandangan bahwa manajer tidak bisa mengontrol karyawan selain karyawan mengontrol dirinya sendiri adalah teori Y. Teori Y, manajer tidak mendasarkan pada control dan rasa takut karyawan, tetapi mengintegrasikan kebutuhan karyawan ke dalam organisasi serta menyelaraskan bakat-bakat individu pada posisi yang tepat di dalam organisasi.

Theory Z, tokohnya William Ouchi. Menggabungkan theory X dengan theory Y, yaitu budaya manajemen Amerika yang rasional digabungkan dengan budaya manajemen Jepang yang berbasis karyawan. Jadi dapat dikatakan bahwa theory Z sebagai hubungan secara interpersonal antara karyawan dan manajer.

Mahzab pemikiran kotemporer, lahir pada tahun 1960-an dengan memperluas pemikiran-pemikiran klasik dan human relations yang berkembang hingga saat ini. Pemikiran yang ada antara lain Management Effectivness, Leadersship, Theory System, Total Quality Management, dan Strategic Management.

Management Effectivness, menggunakan efektifitas sebagai pondasi dasar bagi kesuksesan organisasi melebihi persoalan efisiensi organisasi. Manajemen mengidentifikasi tujuan-tujuan tiap inividu dan berbagi tujuan dan harapan organisasi dengan setiap unit karyawan. Aspek pentingnya adalah, adanya kesepakatan antara karyawan dnegan manajer mengenai performansi pekerjaan pada tiap periode waktu.

Leadership, ketergantungan antara manajemen dengan kepemimpinan. Kepemimpinan secara managerial sering kali diartikan sebagai proses yang berpengaruh pada aktivitas individu dalam usaha mencapai tujuan dalam situasi yang ada.keyakinan bahwa kebanyak organisasi sukses karena memiliki kepemimpinan yang kuat dan efektif.

Theory Sistem, melihat manajemen secara keseluruhan dan juga lingkungan tempat organisasi menjalankan kegiatannya. Mempelajari lingkungan eksternal yang kiranya dapat mempengaruhi organisasi dalam hal input-produksi-output perusahaan.

Total Quality Management, theory ini pernah menjadi sangat popular di AS pada akhir 1970 dan awal 1980, pada saat itu terjadi penurunan kualitas bisnis dan industri di AS. Theory ini menekankan pada kendali mutu secara modern untuk mencapai kualitas organisasi dalam memproduksi dan melayani konsumen.

Strategic Management, dengan tokohnya Michael Porter. Pengembangan instrument dan teknik dalam menganalisis industri dan kompetitor perusahaan, serta pengembangan strategi yang tepat untuk mendapatkan keuntungan kompetitif.

Jumat, 26 Maret 2010

TV digital

Pengertian

Perkembangan zaman yang semakin cepat seakan mengarah pada segala sesuatu yang serba praktis dan serba digital. Saat ini Indonesia sudah mulai beralih pada teknologi televise digital. Apa itu televise digital? TV digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. TV digital merupakan alat untuk menerima siaran TV digital. Sehingga bila masih menggunakan TV analog, siaran TV yang digital akan diterima seperti siaran TV yang bukan digital. Hal ini dikarenakan komponen TV analog yang tidak memadai untuk menerima siaran TV digital.
Pita spektrum frekuensi radio pada televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Perbandingan lebar pita frekuensi yang digunakan teknologi analog dengan teknologi digital adalah 1 : 6. Jadi, bila teknologi analog memerlukan lebar pita 8 MHz untuk satu kanal transmisi, teknologi digital dengan lebar pita yang sama (menggunakan teknik multipleks) dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus untuk program yang berbeda.
TV digital ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi sesuai dengan lingkungannya. Sinyal digital dapat ditangkap oleh sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan TV digital dapat diperluas. TV digital memiliki peralatan suara dan gambar berformat digital seperti yang digunakan kamera video.

Sistem pemancar TV digital

Terdapat tiga macam type standar sistem pemancar TV digital di dunia, yaitu televisi digital (DTV) di Amerika, penyiaran video digital terestrial (DVB-T) di Eropa, dan layanan penyiaran digital terestrial terintegrasi (ISDB-T) di Jepang. Semua standar sistem pemancar digital berbasiskan sistem pengkodean OFDM dengan menggunakan kode suara, MPEG-2 untuk ISDB-T & DTV, serta MPEG-1 untuk DVB-T.
Frekuensi sistem penyiaran televisi digital dapat diterima menggunakan antena yang disebut televisi terestrial digital (DTT), kabel (TV kabel digital), dan piringan satelit. Alat serupa telepon seluler digunakan terutama untuk menerima frekuensi televisi digital berformat DMB dan DVB-H. Siaran televisi digital juga dapat diterima menggunakan internet berkecepatan tinggi yang dikenal sebagai televisi protokol internet (IPTV).
Beberapa kelebihan kualitas penyiaran TV Digital adalah kualitas gambar dan warna yang dihasilkan jauh lebih bagus daripada televisi analog. Desain dan implementasi sistem siaran TV digital terutama ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. Terdapat dua aspek yang berbeda dan memerlukan kompromi dalam hal ini. Pada satu sisi, teknologi TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi sangat tinggi, tetapi pada sisi lain memerlukan tersedianya kanal dengan laju sangat tinggi, mencapai belasan Mbps. Yang jelas sistem TV digital diharapkan mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi.


Transisi TV analog ke TV digital

Jaman TV analog saat ini yang menuju jaman TV digital membutuhkan banyak perubahan. Salah satunya penggantian perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi. Agar dapat menerima penyiaran digital, diperlukan pesawat TV digital. Namun, jika masih tetap menggunakan pesawat televisi analog, penyiaran digital dapat juga ditangkap dengan alat tambahan yang disebut kotak konverter (Set Top Box).



Ketika menggunakan pesawat TV analog, sinyal penyiaran digital akan dirubah oleh kotak konverter menjadi sinyal analog. Dengan demikian pengguna pesawat televisi analog tetap dapat menikmati siaran televisi digital. Pengguna televisi analog tetap dapat menggunakan siaran analog dan secara perlahan-lahan beralih ke teknologi siaran digital tanpa terputus layanan siaran yang digunakan selama ini. Proses transisi yang berjalan secara perlahan tersebut dapat meminimalkan risiko kerugian terutama yang dihadapi oleh operator televisi dan masyarakat. Resiko tersebut antara lain berupa informasi mengenai program siaran dan perangkat tambahan yang harus dipasang tersebut. Sebelum masyarakat mampu mengganti televisi analognya menjadi televisi digital, masyarakat menerima siaran analog dari pemancar televisi yang menyiarkan siaran televisi digital.

Perkembangan TV digital

Migrasi dari sistem penyiaran analog ke digital menjadi tuntutan teknologi secara internasional. Aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran televisi mulai dikembangkan di pertengahan tahun 1990-an. Uji coba penyiaran televisi digital dilakukan pada tahun 2000 dengan pengoperasian sistem digital dilakukan bersamaan dengan siaran analog sebagai masa transisi. Pada tahun 2006, beberapa pelaku bisnis pertelevisian Indonesia melakukan uji coba siaran televisi digital, diantaranya TVRI dan RCTI.
Stasiun-stasiun TV swasta memanfaatkan teknologi digital terutama pada sistem perangkat studio untuk memproduksi, mengedit, merekam, dan menyimpan program. Sementara itu penyelenggara televisi digital memanfaatkan spektrum dalam jumlah besar, dimana menggunakan lebih dari satu kanal transmisi. Penyelenggara berperan sebagai operator jaringan dengan mentransmisikan program stasiun TV lain secara terestrial menjadi satu paket layanan. Pengiriman sinyal gambar, suara, dan data oleh penyelenggara TV digital memakai sistem transmisi digital dengan satelit atau yang biasa disebut sebagai siaran TV berlangganan.
Uji coba penyiaran televisi digital di Indonesia dilakukan pada tanggal 13 Agustus 2008 di Studio TVRI Jakarta. Kemudian pada tanggal 20 Mei 2009 dilakukan soft launching oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Studio SCTV Jakarta. Manfaat TV Digital adalah untuk peningkatan kualitas gambar dan suara, dan juga untuk menghemat spektrum frekuensi siaran sebanyak 1: 8. Ekspektasi besar lainnya di TV Digital ini dapat digunakan untuk melakukan Teleshoping, Tele-edukasi, film interaktif hingga komunikasi dua arah seperti chatting. Untuk menikmati layanan TV Digital terdapat dua alternatif. Pertama dengan mengganti televisi Anda menjadi televisi yang sudah mendukung TV Digital, atau cara kedua adalah dengan menggunakan piranti set top box yang dihubungkan ke TV Anda.



Kelebihan TV Digital

• TV Digital dapat digunakan untuk siaran interaktif. Masyarakat dapat membandingkan keunggulan kualitas siaran digital dengan siaran analog serta dapat berinteraksi dengan TV Digital.
• Siaran TV digital terestrial dapat diterima oleh sistem penerimaan televisi tidak bergerak maupun sistem penerimaan televisi bergerak. Kebutuhan daya pancar televisi digital yang lebih kecil menyebabkan siaran dapat diterima dengan baik meski alat penerima siaran bergerak dalam kecepatan tinggi seperti di dalam mobil dan kereta.
• TV Digital memungkinkan penyiaran saluran dan layanan yang lebih banyak daripada televisi analog. Penyelenggara siaran dapat menyiarkan program mereka secara digital dan memberi kesempatan terhadap peluang bisnis pertelevisian dengan konten yang lebih kreatif, menarik, dan bervariasi.
• Siaran menggunakan sistem digital memiliki ketahanan terhadap gangguan dan mudah untuk diperbaiki kode digitalnya melalui kode koreksi error. Akibatnya adalah kualitas gambar dan suara yang jauh lebih akurat dan beresolusi tinggi dibandingkan siaran televisi analog. Selain itu siaran televisi digital dapat menggunakan daya yang rendah.
• Transmisi pada TV Digital menggunakan lebar pita yang lebih efisien sehingga saluran dapat dipadatkan. Sistem penyiaran TV Digital menggunakan OFDM yang bersifat kuat dalam lalu lintas yang padat. Transisi dari teknologi analog menuju teknologi digital memiliki konsekuensi berupa tersedianya saluran siaran televisi yang lebih banyak. Siaran berteknologi digital yang tidak memungkinkan adanya keterbatasan frekuensi menghasilkan saluran-saluran televisi baru. Penyelenggara televisi digital berperan sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital sementara program siaran disediakan oleh operator lain. Bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran televisi digital mengalami perubahan dari segi pemanfaatan kanal ataupun teknologi jasa pelayanannya. Terjadi efisiensi penggunaan kanal frekuensi berupa pemakaian satu kanal frekuensi untuk 4 hingga 6 program.
• TV Digital memiliki hasil siaran dengan kualitas gambar dan warna yang jauh lebih baik dari yang dihasilkan TV analog. Sistem TV digital menghasilkan pengiriman gambar yang jernih dan stabil meski alat penerima siaran berada dalam kondisi bergerak dengan kecepatan tinggi. TV Digital memiliki kualitas siaran berakurasi dan resolusi tinggi. Teknologi digital memerlukan kanal siaran dengan laju sangat tinggi mencapai Mbps untuk pengiriman informasi berkualitas tinggi.

Beda TV Analog dan TV Digital
 Secara teknis, perbandingan lebar pita frekuensi yang digunakan TV analog dan TV digital adalah 1 : 6. Artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplex, dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda.
 Selain ditunjang teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV digital ditunjang oleh produksi peralatan audio visual (video camera dan lainnya) yang menggunakan format digital dan sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan dapat diperluas.
 Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum. Satu penyelenggara televisi digital memanfaatkan spektrum dalam jumlah yang cukup besar. Artinya, tidak hanya 1 (satu) kanal pembawa melainkan lebih. Penyelenggara berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan, yang mentransmisikan secara teresterial program dari stasiun televisi lain menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat ini.


Prospek TV Digital masa datang

Pengembangan TV digital saat ini didasarkan pada beberapa alasan. Perubahan lingkungan eksternal yang serba canggih juga kompetisi pertelevisian dengan sistem penyiaran satelit dan berlangganan memacu perkembangan TV analog. Saat ini sistem analog dianggap sudah ketinggalan jaman, masyarakat menjadi jenuh. Selain itu TV analog masih terdapat kekurangan pada jumlah channel dan kualitas gambarnya. Perkembangan teknologi-teknologi digital seperti teknologi pemrosesan sinyal digital, teknologi transmisi digital, teknologi semi konduktor, dan teknologi peralatan yang beresolusi tinggi sangat mendukung terciptanya teknologi TV baru.

Beberapa manfaat penyiaran TV Digital di masa datang:
1. Pemirsa dapat memilih sendiri kapan akan menonton, remote tidak lagi untuk memilih saluran tapi juga untuk melihat simpanan program (siaran interaktif). Televisi yang menjadi siaran interaktif akan lebih memudahkan pemirsanya untuk mencari-cari program yang dia sukai. Tidak ada lagi prime-time karena saat itu pemirsa dapat mencari program lain yang dibutuhkan.
2. Penerimaan mobile, efisiensi kanal frekuensi, dan potensi jasa tambahan seperti TV-Interaktif dan layanan data-casting.
3. Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan multimedia lainnya serta integrasi dengan layanan interaktif seperti Video on Demand (VoD), Pay Per View (PPV), bahkan layanan komunikasi dua arah seperti teleconference
4. Untuk gambaran penyiaran tv digital ke depan juga mengalami perubahan yang sangat berarti baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi akan terjadi efisiensi penggunaan kanal yang sangat berarti. Satu kanal frekuensi yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya akan bisa diisi antara empat sampai enam program sekaligus. Sepuluh program siaran TV-swasta Nasional saat ini yang menduduki juga 10 kanal di UHF (Ultra High Frequency) hanya menduduki 2 atau 3 kanal saja.

Dengan pemisahan ini maka masing-masing bisa lebih terkonsentrasi pada bidang bisnisnya sendiri sehingga masyarakat pemirsa TV akan memperoleh kualitas pelayanan yang lebih beragam dan tentunya lebih baik. Pada sistem penyiaran TV Digital dimungkinkan munculnya jasa-jasa layanan baru seperti informasi-informasi laporan lalu lintas, ramalan cuaca, berita, olahraga, pendidikan, bursa saham, kesehatan dan informasi-informasi layanan masyarakat lainnya. Para penyedia content hanya terkonsentrasi pada isi program saja dan tidak perlu mengurus penyiapan infrastruktur jaringan dan pengoperasiannya. Penyedia content hanya membayar sewa jaringan transmisi saja atau bisa dijual kepada content distributor.

Dampak dan konsekuensi teknologi televisi digital

Kemuncculan Teknologi TV Digital hendaknya mempertimbangkan dampak dan konsekuensinya karena selama ini masyarakat sudah sangat akrab dengan teknologi TV analog. Beberapa dampak yang dirasakan dari peralihan ke teknologi Tv digital nadalah:
• Masyarakat menjadi konsumtif untuk membeli pesawat TV baru atau paling tidak membeli TV Tuner baru yang harganya bisa dibilang cukup mahal. Hal tersebut akan menimbulkan dampak yang besar, mengingat hampir seluruh komponen pertelevisian di Indonesia masih menggunakan komponen analog, sehingga kemajuan tekhnologi televisi digital ini dapat mematikan usaha-usaha kecil yang selama ini telah ada. Karenanya hal ini mewajibkan Pemerintah untuk mensosialisasikan lebih rinci kepada masyarakat.
• Mahalnya perangkat transmisi dan operasional broadcast berbasis teknologi digital merupakan persoalan tersendiri bagi kemampuan industri televisi di Indonesia. Bagaimanapun untuk bisa menyiarkan program secara digital, perangkat pemancar memang harus diganti dengan perangkat baru yang memiliki sistem modulasi frekuensi secara digital. Untuk mem-back up operasional sehari-hari dengan tingkat persaingan antar sesama radio dan televisi swasta nasional saja sudah sangat berat, apalagi untuk harus mengalokasikan sekian persen pemasukan iklan untuk digunakan bagi digitalisasi. Selain itu, dalam masa transisi, stasiun televisi harus siaran multicast atau operasional di dua saluran secara paralel: analog dan digital, karena tetap memberi kesempatan pada masyarakat yang belum dapat membeli televisi digital.
• Bagi operator televisi, risiko kerugian berasal dari biaya membangun infrastruktur televisi digital terestrial yang relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan membangun infrastruktur televisi analog.
• Sistem pemrosesan sinyalnya. Pada sistem digital, karena diperlukan tambahan proses misalnya Fast Fourier Transform (FFT), Viterbi decoding dan equalization di penerima, maka TV Digital ini akan sedikit terlambat beberapa detik dibandingkan TV Analog. Ketika TV analog sudah menampilkan gambar baru, maka TV Digital masih beberapa detik menampilkan gambar sebelumnya.
• Bagaimana soal akses pada jaringan media serta kondisi sistem akses itu sendiri. Persoalan seperti pengaturan decoder TV digital maupun content media menjadi layak kaji dalam hal ini. Dan akses pada spektrum frekuensi
• Bagaimanapun pada era penyiaran digital telah terjadi konvergensi antarteknologi penyiaran (broadcasting), teknologi komunikasi (telepon), dan teknologi internet (IT). Dalam era penyiaran digital, ketiga teknologi tersebut sudah menyatu dalam satu media transmisi. Dengan demikian akses masyarakat untuk memperoleh ataupun menyampaikan informasi menjadi semakin mudah dan terbuka
• Terjadinya migrasi dari era penyiaran analog menuju era penyiaran digital, yang memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih banyak, akan membuka peluang lebih luas bagi para pelaku penyiaran dalam menjalankan fungsinya dan dapat memberikan peluang lebih banyak bagi masyarakat luas untuk terlibat dalam industri penyiaran ini.
• Momentum penyiaran digital dapat membuka peluang yang lebih banyak bagi masyarakat dalam meningkatkan kemampuan ekonominya. Peluang usaha di bidang rumah produksi, pembuatan aplikasi-aplikasi audio, video dan multimedia, industri senetron, film, hiburan, komedi dan sejenisnya menjadi potensi baru untuk menghidupkan ekonomi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_digital
http://refinasari.blogspot.com/2008/06/dampak-dan-konsekuensi-teknologi.html
http://skullers.tf.itb.ac.id/2010/konversi-tv-analog-ke-tv-digital-depkominfo/
http://www.tabloidpulsa.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=122:tv-digital-diterapkan-di-indonesia-&catid=60:techno&Itemid=62
http://www.andykamto.web.id/tag/tv-digital/
http://refinasari.blogspot.com/2008/06/dampak-dan-konsekuensi-teknologi.html

Selasa, 02 Maret 2010

TEKNOLOGI PENDUKUNG KOMUNIKASI

1.Global Positioning System (GPS) adalah sistem navigasi yang berdasar pada satelit yang yang mengelilingi bumi. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini kemudian diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu.

Temuan teknologi ini dikarenakan cerita fiksi The Cometeers oleh Jack Williamson yang dipublikasikan oleh Street and Smith tahun 1936. Alat serupa itu disebut Cartograph yang terletak di sabuknya. Dalam cerita tersebut alat ini digunakan ini untuk memetakan gerakan-gerakan mereka. Dengan membuka penutupnya dan melihat dengan seksama pada tampilan.


(GPS)

2.Videophone adalah telepon dengan fasilitas video yang menampilkan gambar orang yang sedang menelpon, seakan sedang berhadapan langsung. Nama “videophone” dipakai secara umum sekitar tahun 1950, meskipun kata “video telephone” mungkin sudah dikenal sebelumnya setelah kata benda 'video' ditemukan dalam 1935. Berbeda dengan videoconferencing yang lebih dimaksudkan untuk melayani individu, bukan kelompok-kelompok. Istilah videophone sering juga dikenal sebagai videocalls atau videocalling. Saat ini, diberbagai handphone menggunakan teknologi 3G, yang diadopsi dari teknologi videophone, dengan bantuan webcam untuk mengambil gambar dari pembicaranya.


(videophone)

3.Perkembangan teknologi televisi semakin menuju ke teknologi ramah lingkungan. Diantaranya adalah LCD TV dan LED TV dengan tambahan fitur yang lebih modern. Awalnya dari ditemukannya hukum Gelombang Elektromagnetik oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) pada awal era komunikasi elektronik. Kemudian George Carey menemukan sinar katoda (1876). Hingga ditemukannya televisi tabung pertama kali di dunia oleh Vladimir Kozma Zworykin pada tahun 1923 dan televisi berwarna pada tahun 1940 oleh Peter Goldmark. Tahun 1956 Robert Adler dan Eugene Polley menemukan remote control televisi.
Penggunakan tabung dalam televisi dianggap tidak dinamis sehingga banyak penelitian yang ingin mengganti teknologi tabung menggunakan teknologi LCD (Liquid Crystal Display), yang pertama kali dikemukakan oleh Dr. Glenn Brownide pada tahun 1958. hal tersebut disebutkan pada karya tulis ilmiahnya tentang LCD sebagai tampilan layar televisi. LCD sendiri adalah perkembangan dari penemuan liquid crystals oleh Freidrich Reinitzeer (1888). Sampai kemudian pada tahun 1979 ditemukannya teknologi Organic Light Emitting Diode (OLED) oleh Ilmuan perusahaan Kodak, dan tahun 1995 Larry Weber menemukan teknologi LCD berwarna yang stabil dan cemerlang. Saat ini yang terbaru adalah penggunaan teknologi Light Emitting Diode (LED) pada Televisi dengan ketajaman gambar yang prima.


(LCD TV)


(LED TV)

4.Magnetic chip yang awalnya plastic card adalah plastik dengan unsur karbon yang mampu merekam data dan suara (seperti flopy). Secara tidak sengaja lempengan plastik yang terendam karbon kemudian digesekkan ke logam yang mengandung unsur listrik, tak disangka plastic card mampu merekam suara orang yg saat itu menggeseknya.
Plastic card pertama kali diperkenalkan tahun 1930-an dan baru popular sekitar tahun 1950-an. Kemunculannya dibarengi dengan kebutuhan manusia untuk menyimpan data yang hanya bisa dibaca tanpa bisa dilakukan editing, seperti untuk keperluan kartu kredit (pertamakali dibuat oleh Bank of America tahun 1960), sebagai identitas, untuk bepergian, mengakses gedung, mengambil uang dari bank, membayar barang belanjaan dan sebagainya.
Informasi yang terdapat di kartu tersebut sulit untuk di-copy tetapi masih dapat dibaca manusia. Adanya teknik emboss (memberi semacam relief huruf di kartu) memudahkan pertukaran informasi yang ada di kartu ke kertas karbon. Walaupun proses ini masih memerlukan key-punch dalam system terkomputerisasi. Kemudian muncul teknologi magnetic stripe. Teknologi ini memungkinkan seluruh proses sebelumnya yang manual menjadi lebih otomatis. Tetapi hal ini tidak menghilangkan fungsi kartu sebagai identitas dan sangat terhubung dengan pemegang kartu. Adanya tanda tangan dan foto juga sebagai salah satu cara otentifikasi, walaupun dinilai sangat tidak efektif.


(credit card)


(Magnetic chip reader)