Selasa, 14 April 2009

kecewa..ku kecewa

9 april lalu aq berangkat dari jogja ke magelang, mau ikut pemilu disana. semangat banget, maklum pengalaman pertama nyontreng. aq berangkat jam 8 pagi, jalanan lenggang banget mungkin karena masyarakat pada asyik berpartisipasi dalam pemilu legislatif. sampai di rumah aq dapet kabar dari mama yang habis nyontreng di TPS katanya namaku gak terdaftar disana dan meskipun memiliki KTP tetep g bisa nyontreng. bukan hanya itu, hanya 10 dari 40 ibu-ibu RTq yang namanya terdaftar. (aq tinggal di lingkungan tentara, jadi bapak-bapaknya pada gak nyontreng). sungguh miris kalau ini adalah usaha yang disengaja. mungkin hal ini tak hanya terjadi di lingkunganku saja, jika begitu bayangkan saja berapa banyak warga Indonesia yang golput? apakah para anggota dewan beserta presiden dan wakil presiden kita benar-benar bisa mewakili suara rakyat Indonesia kalau sebagian besar masyarakatnya golput? fenomena golput memang sulit dihilangkan terutama di Indonesia yang sistem politiknya aneh dan membingungkan. mungkin salah satu caranya adalah merubah moral para polotikus agar meraih kembali kepercayaan rakyatnya. kalau kita punya hak untuk memilih gunakanlah dengan sebaik-baiknya, karena menentukan nasib bangsa. itung-itung gak menambah parah fenomena golput. dan diharapkan agar pemilu presiden nanti bisa lebih terorganisir gak carut-marut kayak pemilu legislatif kemarin.

Jumat, 20 Maret 2009

Berbicara Politik Di Iklim Pemilu

“Politik itu jahat”, pendapat sebagian orang mengenai apa itu politik. Apabila kita sudah terjun ke dunia politik maka resiko menjadi orang jahat tak terelakkan lagi. Banyak orang yang tidak ingin melibatkan dirinya di dunia politik, tetapi banyak juga orang yang tertarik dunia politik dengan berbagai motivasi. Tidak akan ada habisnya bila kita bicara politik, apalagi terjadi saat akan pemilu seperti ini. Partai-partai mulai berkampanye, mendaftarkan partainya sebagai peserta pemilu 2009, dengan satu alasan yaitu meraih kursi jabatan di pemerintahan. Berbagai cara dan usaha ditempuh anggota partai meraih simpati masyarakat, tentunya dengan dana yang tak sedikit. Tidak menutup kemungkinan para calon anggota legislatif yang terpilih pada pemilu mendatang melakukan korupsi karena memang banyaknya dana yang dibutuhkan untuk kampanye, istilahnya untuk ”balik modal”. Kampanye-kampanye yang dilakukan parpol berbagai macam, seperti memasang bendera, poster, spanduk, stiker, panggung terbuka, menyebarkan selebaran, hingga kampanye yang menggunakan strategi marketing yaitu door to door seperti yang dilakukan PDI P.

Selain door to door, PDI P juga menandatangani Kontrak Politik untuk Perubahan. Entah itu ditujukan untuk menarik simpati banyak masyarakat atau mungkin benar-benar langkah Megawati untuk melakukan perubahan didalam partainya. Karena memang PDI P merupakan partai yang sudah lama eksis, ditambah lagi Megawati yang pernah menjabat sebagai Presiden juga Wakil Presiden sehingga perlu dilakukan perubahan yang lebih baik dan lebih merakyat. Karena kita tahu pada masa pemerintahan Megawati banyak programnya yang tidak berjalan mulus sehingga menimbulkan kekecewaan masyarakat. Ditambah lagi Megawati yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden mendadak naik jabatan menjadi Presiden dengan masa jabatan yang hanya 3 tahun, sehingga kinerjanya sebagai presiden kurang maksimal.

Berbeda dengan partai Demokrat yang merupakan partai baru namun langsung meraih simpati masyarakat. Bahkan partai yang dibentuk tak lama menjelang pemilu 2004 lalu ini langsung menang pada pemilu lalu, dengan SBY sebagai presidennya. SBY menarik dengan misi-misinya, dan SBY mampu membuktikan bahwa beliau mampu menjalankan pemerintahan dengan baik meskipun tergolong partai baru. Banyak program-program SBY yang berhasil dan mampu membawa Indonesia menjadi lebih baik, mungkin ini juga menjadi daya tarik partai Demokrat yang ditawarkan oleh SBY kepada masyarakat berhubungan dengan pemilu April mendatang.

Di sisi lain ada yang berkata tentang Trend Dunia 1000 tahun. Untuk 1000 tahun pertama yaitu dimulai dari tahun 1-999 merupakan trend kaum Agamis, seperti Kyai, Pendeta, Biksu, Nabi dan Rasul. Tahun ini para petinggi agama merupakan orang yang sangat dihormati dan disegani karena dipandang sangat berpengaruh dalam masyarakat. Pada 1000 tahun kedua yaitu tahun 1000-1999 merupakan trend kaum politik. Banyak orang berpolitik, dan kaum Agamis mulai berkurang pengaruhnya. Bisa dilihat dari penjajahan yang banyak dilakukan oleh negara penguasa di berbagai negara, perang dimana-mana, politik mulai menjadi trend yang digandrungi banyak orang. Untuk 1000 tahun ketiga yaitu tahun 2000-2999 diramalkan akan menjadi tahunnya pengusaha. Usaha dan bisnis akan menjadi ladang subur, politik lambat laun akan berkurang daya tariknya. Mungkin itu pula yang menjadi pertimbangan SBY saat menggandeng JK menjadi Wakil Presiden, karena JK adalah seorang pengusaha dan diharapkan mampu bekerja sama membangun Indonesia yang maju dan sejahtera.

Trend Masyarakat dalam 1000 Tahun

Sadarkah kita bahwa kita semua adalah pelaku dari pada suatu trend, entah siapa yang menjadi trendsetter, tapi kenyataannya adalah setiap trend yang berlaku pada masyarakat, sadar atau tidak kita adalah pelakunya, dan apakah sebenarnya trend yang berjalan tanpa kita sadari(mungkin ada yang belum sadar),

Trend Masyarakat Dalam 1000 tahun :

1. Tahun 1 - 999

Trend yang berjalan dan berlaku dalam masyarakat pada jaman ini adalah tokoh Imam atau Pemuka Agama menjadi pusat perhatian dan mereka lah yang selalu di elu-elu kan dalam kehidupan bermasyarakat, bahkan mereka memiliki pengikut yang setia, mereka dianggap seperti dewa, dan itu karenakan oleh merekalah pembawa Ilmu yang pertama kali, memarng benar merekalah yang selalu mencari apa arti kehidupan ini, pada masa itu manusia memang sangat mendambakan seseorang yang mampu memberi keajaiban dalam kehidupan, dan pada saat itulah peran para Imam Agama masuk dalam kehidupan masyarakat dan selalu menghiasai hidup mereka.

2. Tahun 1000-1999

Setalah masa para tokoh Agama berhasil menyebarkan berbagi macam ilmu, banyak sekali kaum awam yang sudah mulai pintar dan pandai dalam menghadapi hidup, mereka getol sekali dalam berdebat dan menggangap dirinya adalah penerus dari para tokoh Agama yang sebelumnya memiliki nama besar, dan ke-egoisan mereka menjadi mereka seolah-olah merekalah yang mengerti apa rahasia dunia ini, dan mereka inilah yang menjadi trend pada 1000 tahun berikut yaitu POLITIKUS, mereka adalah tookoh-tokoh Negara yang berhasil menarik banyak perhatian para masyarakat secara umum, bahkan ada tokoh dari Indonesia seperti mantan Presiden Soekarno mampu mempengaruhi banyak kehidupan di belahan bumi lainnya seperti Amerika (keluarnya Indonesia dari PBB), pada masa ini hamper semua para tokoh politik berlomba-lomba menyakinkan dan menarik simpati masyarakat, dan masyarakat pun berlomba-lomba untuk menjadi seperti mereka, bahkan anak seorang matan politik hebat pun selalu menggangap dirinya mempunyai pandangan dan bertingkah seperti orang tua mereka.

3. Tahun 2000 – 3000

Pada tahun ini sebetulnya terlalu dini bila kita mengambil kesimpulan, akan tetapi bila kita lihat dan teliti, mungkin bisa kita simpulkan bahwa trend pada masa ini (masa sekarang) adalah seorang pengusaha akan sangat berperan sekali dalam kehiduoan masyarakat, bisa kita lihat seberapa besar pengaruh kekayaan seorang Bill Gates, Donald Trumh, Robert T Kyosaki, atau pun seorang Jusuf Kalla, Abu Rizal Bakrie dalam berita dan kehidupan berbegara, mungkin di Indonesia belum begitu terlihat akan tetapi di luar negeri atau Negara maju, bisa kita lihat sekali pengaruh mereka dalam kehidupan seseorang.

Perubahan ini bukan di dasari oleh kehebatan seseorang dalam menghadapi kerasnya hidup, atau ilmu yang dimilki seolah-olah seperti dewa dan membawa perubahan secara ajaib, akan tetapi perubahan trend tersebut mungkin di pengaruhi oleh bentuk ideal dalam kesejahteraan, kebanyakan kita menganggap kehidupan seseorang yang pada masa tersebut berjaya adalah bentuk idieal dari kesejahteraan hidup, dan proses duplikasi adalah kunci mereka untuk merubah hidup mereka seperti tokoh yang mereka inginkan.